Ø
Perkembangan di Indonesia
Masyarakat Indonesia pertama kali
mengenal desain grafis pada tahun 1659 melalui mesin cetak yang dibawa oleh
Belanda.
Ø Perkembangan di dunia
1. Kata Desain Grafis pertama kali
digunakan pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls
for New Design yang ditulis oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer
buku Amerika.
2. Raffe's Graphic Design, yang
diterbitkan pada tahun 1927, dianggap sebagai buku pertama yang menggunakan
istilah Desain Grafis pada judulnya The signage in the London Underground
adalah contoh desain klasik pada abad modern yang menggunakan jenis huruf yang
dirancang oleh Edward Johnston pada tahun 1916.
3. Pada tahun 1920, Aliran
konstuktivisme di Uni Soviet melihat seni yang berorientasi individu tidak ada
gunanya bagi Rusia dan membuat sesuatu yang dapat diterapkan di dunia nyata.
Mereka mendesain bangunan, perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo,
menu, dll.
4.
Jan Tschichold merumuskan
prinsip-prinsip dasar tipografi modern pada tahun 1928 dalam bukunya yang
berjudul New Typography. Tschichold, Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo
Moholy-Nagy, and El Lissitzky adalah tipografer yang berpengaruh besar dalam
ilmu desain grafis yang kita kenal sekarang ini. Mereka mempelopori teknik
produksi yang digunakan sepanjang abad ke 20.
5. Pada tahun-tahun berikutnya
desain grafis mendapat banyak pengakuan dan mulai banyak diterapkan. Pasca
Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis meningkat pesat, terutama untuk
periklanan dan kemasan produk. Perpindahan Sekolah Bauhaus dari Jerman ke
Chicago pada tahun 1937 membawa pengaruh besar pada desain di Amerika. Nama-
nama yang terkenal diantaranya Adrian Frutiger(desainer jenis huruf Univers dan
Frutiger), Paul Rand(yang dari akhir 1930-an sampai kematiannya pada tahun 1996
menggunakan prinsip Bauhaus dan menerapkannya padaiklan dan desain logo.
6.
Pada tahun 1447, Johannes
Gutenberg (1398-1468) menemukan teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan
dengan model tekanan menyerupai disain yang digunakan di Rhineland, Jerman,
untuk menghasilkan anggur. Ini adalah suatu pengembangan revolusioner yang
memungkinkan produksi buku secara massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian
dari ledakan informasi pada masa kebangkitan kembali Eropa.
7. Tahun 1450 Guterberg bekerjasama
dengan pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia
mencetak “Latin Bible” atau disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42
line Bible” yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut
telah mendukung perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan
buku. Pada masa itu juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada
masa itu cenderung realis dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain
Lucas Cranach dengan karyanya “Where of Babilon”
8. Pada perkembangan berikutnya,
Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan
mesin cetak Guterberg yang memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak
lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling
tolak antara air dengan minyak. Nama lithografi tersebut dari master cetak yang
menggunakan media batu litho. Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan
penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta ukuran besar,
juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna.
Daftar pustaka
https://ilmumendesain.blogspot.com/p/sejarah-dan-perkembangan-desain-grafis.html
https://krepito.com/desain/2017/10/perkembangan-desain-grafis-indonesia/
Daftar pustaka
https://ilmumendesain.blogspot.com/p/sejarah-dan-perkembangan-desain-grafis.html
https://krepito.com/desain/2017/10/perkembangan-desain-grafis-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar